jump to navigation

SAY NO TO AUTIS CHILD Maret 17, 2008

Posted by estu pitarto in Artikel.
1 comment so far

Bulan ini di sekolah kami sedang menerima pendaftaran siswa baru. Pagi itu saya kaget bukan kepalang. Salah seorang teman mendamprat saya. Masalahnya ada siswa baru tersebut yang menderita autis. Calon walimurid tersebut mengatakan bahwa menurut informasi yang dia dengar sekolah kami menerima anak autis. Saya dipersalahkan dengan alasan karena saya sering nulis artikel tentang anak autis. Sontak informasi tersebut membuat ketua panitia penerimaan siswa baru menolak dengan tegas.TIDAK. Jangan sampai kita kecolongan menerima anak autis lagi. Cukup Deni saja (sekarang sudah pindah). Guru aka repot menanganinya.

Jawaban tersebut jujur membuat hati saya sakit. saya yang selama ini mendengungkan anak autis dapat masuk ke sekolah umum, kenyataannya teman sejawat sendiri tidak mau menerima anak autis. Saya hanya berpositif thinking saja. barangkali mereka berucap seperti itu karena mereka belum tahu penanganan anak autis. Barangkali pula saya kurang sosialisasi artikel tentang penanganan anak autis kepada teman-teman.

Saya hanya berdoa semoga teman-teman disadarkan akan kekeliruannya.

KARAKTERISTIK AUTIS Maret 1, 2008

Posted by estu pitarto in Artikel.
2 comments

The National Autistic Society mengemukakan ada tiga karakter utama yang menunjukkan seseorang menderita autis yakni :

  • Social interaction – kesulitan dalam melakukan hubungan sosial,

  • Social communication – kesulitan dengan kemampuan komuniskasi secara verbal dan nion verbal, sebagai contoh tidak mengetahui arti gerak isyarat, ekspresi wajah ataupun penekanan suara.

  • Imagination – kesulitan untuk mengembangkan mainan dan imajinasinya, sebagai contoh memiliki keterbatasan aktifitas yang membutuhkan imajinasi.

Julianti Gunawan, menuliskan,”Ciri-ciri gejala autisme nampak dari gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan sensoris. Secara umum, anak autis dikatakan “sembuh” bila mampu hidup mandiri (sesuai dengan tingkat usia), berperilaku normal, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lancar serta memiliki pengetahuan akademis yang sesuai anak seusianya.

PENYEBAB AUTIS Maret 1, 2008

Posted by estu pitarto in Artikel.
1 comment so far

Hingga saat ini tidak ada keterangan pasti yang menunjukkan penyebab autis. Bagi dunia kedokteran autis masih merupakan grey area yang masih terus diteliti lebih lanjut. Beberapa ahli kesehatan mengatakan bahwa autis adalah penyakit yang menyerang sistem neurobiologis atau sistem saraf otak akibat keracunan logam berat yang dikonsumsi ketika anak masih dalam kandungan. Ada pula yang mengungkapkan bahwa autis tidak lepas dari faktor gen, gangguan pencernaan atau karena gangguan auto-imun akibat vaksinasi. Fakta lain tentang kaitan vaksin dan autismen diungkapkan Andrew Wakefield sekitar tahun 1998. Dokter asal Inggris ini memaparkan pemberian vaksin kombinasi MMR (Measles,Mumps,dan Rubella) untuk mencegah penyakit campak, gondong dan rubella (campak jerman) sekalipun vaksin tersebut tidak mengandung merkuri.

KAMI TIDAK MENERIMA AUTIS Maret 1, 2008

Posted by estu pitarto in Artikel.
2 comments

Saya mempunyai anak pertama autis yang sudah diterapi sejak umur 2 tahun. Sekarang sudah mau masuk SD namun tidak ada SD di kota Malang yang mau menerima anak saya. Bagaimana nasib anak negara seperti anak saya?” kata Bapak Eko Supri Haryadi di Malang dalam komentarnya di dewo.wordpress.com. Wajar jika mereka memiliki asumsi demikian. Kenyataan di lapangan banyak dari sekolah umum tidak mau menerima anak autis walaupun ada beberapa yang mau. Berdasarkan penelitian dari Bapak Deden Rachmayana di Bandung yang dikutip dari www.putrakembara.org menyebutkan bahwa 20% sekolah umum mau menerima dan mengajar mereka, 64% menolak dengan alasan terlalu berat dan tidak tahu penanganannya, dan 16% menunggu respon pemerintah. Hasil tersebut kiranya dapat kita jadikan tolok ukur betapa guru Indonesia yang berada di sekolah umum belum siap untuk menerima kehadiran anak autis di lingkungan belajarnya. Ironis jika seorang guru tidak siap menghadapi hambatan yang ada di depan. Para ahli memprediksikan bahwa kuantitas anak autis pada tahun 2010 akan mencapai 60 % dari keseluruhan populasi di dunia. Siap atau tidak kita sebagai guru harus mau menerima mereka untuk mendapatkan hak pendidikannya, tetapi bagaimana cara menangani anak autis di sekolah umum

AUTIS BUKAN KUTUKAN Maret 1, 2008

Posted by estu pitarto in Artikel.
add a comment

Tiada seorang pun orangtua yang menghendaki anaknya lahir bermasalah. Memiliki anak autis memang berat karena membutuhkan strategi yang berbeda dengan anak lainnya dalam mendidik dan memperlakukannya. Autis diambil dari kata ”Auto” yang memiliki arti berdiri sendiri. Kata autis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditemukan dalam kata “Autistik” yang berarti tidak mau terganggu orang lain. Seseorang yang menderita autis hanya tertarik kepada aktifitas mental dirinya sendiri. Pendapat lain yang dikutip dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/medical_notes/a-b/1259961.stm mengatakan bahwa “Autism is a developmental disability that affects the way a person communicates and interacts with other people.

Istilah autis pertama kali dikenalkan pertama kali oleh Leo Kramer pada tahun 1943. Kramer menemukan gejala aneh dimana anak autis terlihat acuh dengan lingkungan dan cenderung menyendiri seakan-akan hidup dalam dunia yang berbeda. Oleh karena itu autis dapat disebut pula dengan Syndrom Kramer. Penelitian tentang autis menunjukkan bahwa pada tahun 1987 penderita autis 1 : 5000. Penderita autis mayoritas adalah anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Perbandingannya adalah 4 : 1. Para ahli memprediksikan bahwa kuantitas anak autis pada tahun 2010 akan mencapai 60 %dari keseluruhan populasi di dunia.